Dok. Pribadi
Kasus Aceh | Banda Aceh --- Diperingatan Hari Anak Sedunia Yayasan Bantuan Hukum Anak (YBHA) Petuah Mandiri mencatat, masih tingginya kasus kekerasan terhadap anak di tahun 2024. Kekerasan seksual dan eksploitasi anak menjadi kasus yang paling banyak ditemukan. Peringatan Hari Anak yang tadinya diharabkan menjadi momen untuk melihat kesuksesan remaja di masa depan. Kini masih diwarnai dengan persoalan perlindungan anak yang belum usai. (20/11/2024)
Masih banyak anak di seluruh dunia yang belum memperoleh hak mereka. Anak-anak yang harus hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan dalih menopang ekonomi keluarga mereka menjadi korban eksploitasi anak. Kesenjangan pendidikan di pedalaman menjadi sebab anak tidak mendapat pengetahuan yang sama. Belum lagi, kekerasan terhadap anak yang terjadi di ranah domestik. Anak sering kali menjadi korban langsung ataupun tidak langsung dari kekerasan dalam rumah tangga. Banyak pula kita bertemu dengan korban perundungan.
Namun, YBHA juga mengungkapkan adanya pandangan yang keliru di masyarakat. Perlindungan anak dianggap hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau organisasi terkait isu tersebut.
Manager Program dan Riset YBHA, Wardatul Jannah, menyampaikan bahwa banyak orang yang belum cukup peduli dengan perlindungan anak, bahkan dalam hal-hal kecil seperti makanan tidak sehat. Banyak anak yang mengkonsumsi makanan tidak sehat di sekolah.
Ketidak pedulian masyarakat terhadap hak-hak anak juga terlihat saat mereka menolak kedatangan Rohingya. Pengungsi ini datang dengan membawa anak-anak bersama mereka. Anak-anak tersebut sudah berada di lautan selama berminggu-minggu. Namun, masyarakat menolak memberikan tempat yang layak bagi mereka.
Pada Hari Anak Sedunia ini, YBHA Petuah Mandiri berharap agar lebih banyak yang peduli terhadap hak-hak anak. Sehingga kita tidak lagi melihat anak-anak yg menjerit meminta hak mereka di hari anak.
Edukasi terhadap orang tua, guru, dan masyarakat terkait pemenuhan hak anak lebih gencar di lakukan. Sehingga, semua pihak tau dan sadar akan perlindungan anak. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan anak harus menjadi yang utama.
Akses terhadap layanan psikologis harus lebih menyeluruh di setiap lapisan masyarakat. Karena banyak anak yang menjadi korban KDRT dan perundungan, kesulitan mengakses layanan konseling. Banyak dari masyarakat kurang mampu tidak tahu bahwa pemerintah memberikan layanan konseling gratis di setiap rumah sakit daerah.
YBHA berharap di hari anak sedunia ini kita dapat bergandengan tangan menghentikan jeritan anak dan menggantinya dengan senyuman bahagia. Kita berharap anak-anak yang dengan bahagia, akan menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab di masa depan.
Kontak:
Wardatul Jannah (Manager Riset dan Kebijakan Publik)
Hp: 08126000113