Penulis : Dr. Mukhsinuddin, S.Ag. M.M Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Prov Aceh |
Kasus Aceh | Opini - Pelaksanaan Pesta Demokrasi Pemilihan Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Negeri ini telah terlaksana dengan aman dan baik serta menghasilkan pimpinan Daerah masing-masing sebagai pilihan rakyat. Dan ini merupakan salah satu momen penting dalam pemilihan pemimpin selama lima tahun kedepan, juga termasuk Daerah Provinsi Aceh ini.
Fenomena pemilihan pemimpin saat ini adalah sebagai kewajiban setiap warga dan tanggung jawab dalam pembangunan umat kedepannya. Dan ini adalah salah satu tugas bagi kita semua, sebagai rakyat dan kepedulian untuk pembangunan, kemajuan yang berkelangjutan.
Allah Subhana Wataaala menciptakan manusia dengan tujuan untuk beribadah dan menjadi pemimpin di muka bumi. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Az-Zariyat: 56 yang mengandung makna bahwa tujuan Allah Swt menciptakan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya dan firman juga Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah: 30 yang mengandung pesan bahwa Allah Swt memberitahukan kepada para malaikat akan ada makhluk baru dan mulia yang akan dijadikan khalifah di bumi ini untuk menggantikan makhluk yang telah diciptakan sebelumnya, dalam hal ini adalah manusia.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan keberhasilan sebuah Daerah, bahkan suatu Negara. Seorang pemimpin dibutuhkan di dalam suatu Daerah guna memotivasi, membimbing, dan menggerakkan masayarakatnya untuk bertindak sesuai dengan tujuan yang adil. Dalam islam tokoh utama di dalam kepemimpinan adalah Nabi Muhammad Saw, dengan sifat kepemimpinan yang di bawanya antara lain, dengan disiplin, mulai dari diri sendiri, memberikan keteladanan, berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat, bermusyawarah dengan tutur kata yang baik.
Sebagai Nabi Muhammad Saw sukses di dalam memimpin umat islam. Keteladanan yang dicontohkan kepada umatnya mampu menjadikan islam berjaya hingga saat ini. Di dalam islam akhlak menjadi hal utama dalam memimpin, dengan akhlak perkataan akan terjaga, perbuatan akan terbatasi, tingkah laku akan terkendali. Model kepemimpinan yang di contohkan Nabi Muhammad Saw dimulai dari diri sendiri, hal tersebut dapat dilihat dari sifat Nabi Muhammad Saw.
Memang banyak pemimpin di dunia ini dengan berbagai model kepemimpinannya, dan bisa dijadikan rujukan bagi para pengikutnya, dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin. Namun bagi umat Islam, Nabi Muhammad adalah model pemimpin yang sempurna. Tak hanya umat Islam, model kepemimpinan Nabi Muhammad juga dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dengan beragam suku, bangsa, ras serta agama.
Seorang penulis buku yaitu Michael H. Hart, seorang berkebangsaan Amerika, penganut Yahudi dan penulis buku “ The 100: A Rangking of The Most Influential Person in History" bahkan dengan berani menempatkan Nabi Muhammad pada urutan teratas 100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Michael H. Hart mengakui bahwa, Nabi Muhammad bukan hanya pemimpin agama melainkan juga pemimpin dunia. Fakta menunjukkan, pengaruh kepemimpinan politik Nabi Muhammad Saw selalu berada di posisi terdepan.
Merupakan bukti nyata dari keberhasilan Nabi Muhammad dalam memimpin. Karenanya, sudah sepatutnya apabila umat Islam terutama para pemimpin atau calon pemimpin, yang akan datang menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan dalam menjalankan tugasnya. Dalam kepemimpinannya Nabi Muhammad Saw telah memberikan teladan terbaik bagi umat manusia.
Hal ini dapat kita lihat dari karakter kepemimpinan beliau yang meliputi yaitu :
Pertama Shiddiq ( Jujur), Modal pertama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sifat jujur. Sifat jujur juga yang menjadikan Nabi Muhammad sebagai pemimpin yang disegani oleh kawan maupun lawan. Kejujuran Nabi Muhammad Saw sudah terlihat semenjak kecil. Berlanjut ketika remaja, dewasa hingga akhir hayatnya.
Dalam sejarah disebutkan, jauh sebelum Muhammad menjadi Rasul, Khadijah telah mempercayakan barang dagangannya untuk dikuasai oleh Muhammad. Disinilah beliau senantiasa menunjukkan kejujurannya sehingga membuat Khodijah kagum terhadap sosok Muhammad. Apapun yang dipercayakan kepada Muhammad selalu bisa dipertanggungjawabkan. Berkat kejujuran dan kelihaian Nabi dalam mengelola perdagangan menjadikan Khadijah semakin kaya raya. Sikap jujur ini juga yang kemuadian membuat wanita agung nan kaya raya ini terpikat untuk menjadikan Nabi Muhammad sebagai pendamping hidupnya.
Modal Kedua adalah Amanah (Terpercaya), Sifat jujur Nabi Muhammad berimbas pada munculnya sifat Mulia lainnya yaitu amanah. Amanah artinya dapat dipercaya. Masyarakat Makah sendiri telah memberikan gelar al - Amin kepada Nabi Muhammad. Ketika beliau remaja sudah dipercaya untuk menjadi tempat penitipan barang dagangan serta barang- barang berharga milik penduduk. Gelar ini kemudian menjadi sangat masyhur di kalangan masyarakat Makah. Bermula Ketika terjadi banjir bandang yang menimpa kota Makah sehingga menyebabkan bangunan Ka'bah rusak. Oleh kaum Quraisy diadakanlah renovasi. Namun ketika akan dilakukan proses pemasangan atau peletakan Hajar Aswad timbullah perselisihan di antara mereka. Masing-masing kabilah merasa dirinyalah yang paling berhak untuk meletakkan Hajar Aswad. Mereka pun menunggu, dan tak lama datanglah seorang laki-laki memasuki pintu Ka'bah. Setelah melihat siapa yang masuk semua kabilah merasa senang. Mereka pun ridha karena mengetahui Nabi Muhammad adalah seorang yang jujur dan terpercaya.
Kemudian Ketiga adalah Fathanah ( Cerdas), Arti Cerdas merupakan sifat wajib yang harus dimiliki oleh para Nabi dan Rasul termasuk Nabi Muhammad. Hal ini sangat lumrah mengingat beratnya tanggung jawab mereka sebagai Nabi dan Rasul. Seorang Nabi harus mampu memberikan argumen, ide, gagasan, saran, pendapat serta mampu berkomunikasi dengan baik dan melapangkan dada dalam berdakwah. Sehingga orang yang diajak dalam dakwah akan tertarik dan mengikuti kebenaran yang disampaikan. Hasil dari kecerdasan akan terlihat dari seberapa mampu seseorang menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat.
Dengan kecerdasannya, Nabi Muhammad Saw mampu menerima pendidikan yang diberikan oleh Allah Swt melalui Malaikat Jibril. Dan dengan mudah pula mampu menyampaikan pendidikan tersebut kepada umatnya, tanpa adanya kesalahan. Ini memberi pengertian kepada kita bahwa, untuk menjadi cerdas seseorang harus belajar dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Membersihkan hati dan pikiran agar pelajaran mudah dicerna.
Sebagai modal Keempat adalah Tabligh ( Menyampaikan), Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw juga bersifat Tabligh yaitu, menyampaikan kebenaran secara baik dan bijaksana tanpa kekerasan. Tabligh Nabi tidaklah sekedar menyampaikan ajaran melalui lisan melainkan bersumber dari hati yang bersih, disampaikan melalui lisan yang fasih dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari Nabi Muhamad merupakan contoh konkret dari sebuah ajaran yang ia bawa. Tidaklah Nabi menyampaikan sesuatu melainkan ia adalah orang pertama yang melakukannya. Dan tidaklah ia melarang sesuatu melainkan beliau adalah orang pertama yang menjauhinya.
Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw memang komplet dan sempurna. Kita tak perlu sibuk mencari referensi siapakah sosok yang akan kita tiru. Karena telah Allah anugerahkan kepada kita seorang Rasul yang memimpin dengan penuh kasih sayang. Allah sendirilah yang langsung memberi gelar kepada beliau sebagai Rahmat sekalian alam. “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (al- Anbiya’ : 107).
Jadi, menjadi pemimpin untuk hari ini impian bagi sebagian orang, atau merupakan cita-cita sejak kecil yang ingin diraih. Namun menjadi pemimpin haruslah sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh agama, dan hukum yang berlaku yang telah ditetapkan dan menjadi model pada Rasulullah Saw, karena menjadi pemimpin, adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Khaliq-nya.
Maka dari itu sebagai pemimpin hari ini yang terpilih dalam pesta Demokrasi yang lalu harus menjadi pemimpin yang Amanah, Jujur dan tanggung jawab kepada rakyatnya, semoga para pemimpin yang di pilih rakyatnya dalam pesta Demokrasi itu bisa melaksanakan janji-janji politiknya dan visi - misi yang telah disampaikan kepada rakyatnya sehingga pemimpin tersebut akan memperoleh ridha-Nya Allah Swt, Amin ya Raabbal Alamin. []